Health

Apa benar air minum kemasan lebih aman? Ini faktanya

Jakarta (KABARIN) - Banyak orang lebih meyakini air minum dalam kemasan lebih aman dibandingkan air keran (tap water), bahkan di negara-negara yang sebenarnya memiliki standar pengujian dan pengawasan tap water yang sangat ketat.

Selain itu, iklan kerap kali mempromosikan air minum dalam kemasan botol lebih murni, sehat, dan aman, meski terdapat bukti ilmiah yang menunjukkan hal sebaliknya.

Menurut Muhammad Wakil Shahzad, Profesor dan Ketua Bidang Energi Terbarukan dan Keberlanjutan di Departemen Teknik Mesin, Northumbria University, air minum dalam kemasan botol mungkin tidak seaman yang diasumsikan banyak, seperti dilansir Science Alert.

Air minum dalam kemasan karap kali membawa risiko tersendiri bagi kesehatan dan lingkungan, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian. Bahkan, beberapa tes menunjukkan tingkat kontaminasi bakteri yang cukup tinggi dalam air dalam kemasan galon isi ulang dan botol plastik.

Temuan tersebut semakin menambah deret panjang penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa tap water di banyak tempat bukan hanya aman, melainkan sering kali justru diawasi dan diatur lebih ketat daripada air kemasan.

Air minum kemasan dalam botol yang digolongkan sebagai produk minuman kemasan mungkin pengujiannya lebih jarang dilakukan, dan produsen tidak diwajibkan untuk mempublikasikan informasi kualitas air secara rinci.

Penelitian terdahulu juga mengidentifikasi adanya kontaminan dalam air minum kemasan, seperti partikel kecil plastik (mikroplastik), residu kimia, dan bakteri.

Penelitian lain bahkan menunjukkan bahwa air kemasan seringkali mengandung konsentrasi mikroplastik yang lebih tinggi ketimbang tap water, yang dapat berpotensi menyebabkan peradangan, gangguan hormon, dan penumpukan partikel di organ tubuh.

Adapun botol plastik sendiri dapat melepaskan bahan kimia dari material pembuatnya, seperti antimon, ftalat, dan senyawa mirip bisfenol, yang dapat mengontaminasi air, terutama jika botol disimpan di tempat bersuhu hangat seperti mobil, kendaraan pengiriman, atau di bawah sinar matahari langsung.

Meski kadarnya rendah dan risiko jangka panjangnya belum sepenuhnya diketahui jelas, para ilmuwan khawatir karena beberapa senyawa tersebut dapat mengganggu sistem hormon tubuh, kesehatan reproduksi, metabolisme, dan perkembangan.

Lebih lanjut, air kemasan botol tidak serta merta steril karena mikroorganisme dapat berkembang biak dengan cepat setelah dibuka, terlebih ketika air tersisa setengah dalam botol lalu ditinggalkan di mobil yang panas ataupun ketika botol kemasan sekali pakai digunakan berulang kali.

Selain bagi kesehatan, konsumsi terlalu banyak air kemasan juga berdampak buruk bagi planet Bumi, di mana konsumsi global mencatat sekitar satu juta botol air minum kemasan plastik dibeli setiap menitnya, serta proses produksi air kemasan meninggalkan pula jejak karbon yang tinggi.

Sebaliknya, tap water di sebagian besar negara maju justru mengikuti standar hukum dan pengujian yang lebih ketat ketimbang air kemasan dengan pemantauan rutin dilakukan setiap hari untuk mengawasi kontaminasi bakteri, logam berat, dan pestisida.

Tap water juga umumnya mengandung mineral yang bermanfaat, bahkan di Inggris dan beberapa negara lain ditambahkan fluorida ke sebagian pasokan airnya untuk mencegah kerusakan gigi.

Meski air minum kemasan tidak selalu lebih bersih atau lebih aman dibandingkan tap water, namun air minum kemasan tetap memiliki peran penting selama keadaan darurat atau ketika tap water benar-benar dalam kondisi tidak aman dikonsumsi.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Raihan Fadilah
Copyright © KABARIN 2025
TAG: